Candi Jiwa, Kawasan Cagar Budaya Batujaya
Kawasan Batujaya merupakan salah satu wilayah dari Provinsi Jawa Barat yang merupakan sebagai bekas wilayah Kerajaan Tarumanegara dan kerajaan sunda yang berlangsung pada kitaran abad V hingga abad XVI masehi, tidak lepas dari pengaruh Hindu atau Budha seperti kerajaan-kerajaan Hindu-Budha lainnya di Indonesia. Kehadiran komplek pemujaan Batujaya di daerah Hilir Sungai Citarum sekitar Pantai Utara Jawa Barat yang pada saat itu menjadi wilaya perlintasan bagi pelayaran dan perdagangan Internasional antara India-Cina. Bukti arkeologi berupa temuan fragmen tembikar yang dikenal dengan tembikar arikamedu di daerah Buni, Kabupaten Karawang berasal dari abad pertama masehi, memberi indikasi kuat bahwa pada saat itu, daerah ini di sekitar pantai telah tumbuh pemukiman-pemukiman kuno yang merupakan kelanjutan dari masa prasejarah dan memberi andil dalam lintas perdagangan Internasional. Berita Cina tertua yang menyinggung tentang Kerajaan Tarumanegara dilaporkan oleh Fa-Shien tahun 414 M yang menyebutkan bahwa di Taruma (Yepoti) sedikit sekali dijumpai orang beragama Budha tetapi banyak ditemukan orang-orang Brahmana dan mereka yang beragama kotor.
LOKASI SITUS
Kawasan Batujaya terletak di daerah pantai utara Kabupaten Karawang,
Provinsi Jawa Barat. Ketika pertama kali situs ini ditemukan secara
administrasi berada di wilayah dua desa yaitu Desa Segaran dan Desa
Telagajaya, keduanya masuk dalam wilaya Kecamatan Batujaya, Kabupaten
Karawang, Provinsi Jawa Barat. Kawasan Batujaya yang terdiri dari
puluhan situs secara keseluruhan tersebar dalam wilayah seluas 5 km².
CAGAR BUDAYA YANG SUDAH DIPUGAR DI KAWASAN BATUJAYA
Terdapat sekitar 62 cagar budaya yang ditemukan di Kawasan Batujaya,
sampai saat ini baru terdapat tiga cagar budaya yang sudah dilakukan
pemugaran yaitu sebagai berikut:
Candi Jiwa (SEG I)
Situs ini awalnya sebuah bukit kecil (bukit kecil dalam bahasa lokal disebut unur), oleh masyarakat dikenal dengan nama unur jiwa. Sebelum terlihat seperti sekarang yakni sebuah bangunan candi, adalah adalah sebuah unur berbentuk hampir lonjong dengan ketinggian 4 meter dari permukaan air tanah disekitarnya, luasnya kira-kira 500 m². Situs SEG I merupakan bangunan candi berbentuk bujursangkardengan ukuran 19 meter x 19 meter dan tinggi bangunan yang tersisa 4,70 meter.
Candi Blandongan (SEG V)
Candi Blandongan atau biasa juga disebut situs SEG V. Awalnya situs ini merupakan sebuah bukit berukuran 110 meter kali 38 mete. Situs Candi Blandongan merupakan bangunan candi berdenah bujursangkar berukuran 25,18 meter x 25,18 meter. Pada keempat sisi bangunan terdapat pintu masuk berupa tangga yang berorientasi pada empat arah mata angin, yakni timur laut, tenggara, barat daya, dan barat laut. Masing-masing tangga masuk ini memiliki pipi tangga di sisi kiri dan kanan. Beberapa anak tangganya dibuat dari batu cetakan.
Candi
Serut (TLJ I)
Candi Serut atau biasa juga disebut situs TLJ I awalnya merupakan sebuah unur atau bukit kecil disebelah barat laut situs SEG II yang kemudian dihuni oleh penduduk. Berdasarkan hasil penelitian di situs TLJ I ini, sampai saat ini terdapat empat sektor yang masng-masing memiliki empat bangunan candi. Ciri-ciri bangunan candi di situs TLJ I antara lain bangunan candi memiliki orientasi arah timur laut - barat daya dan semua candi dilapisi dengan lepa stucco.
SARANA PENGUNJUNG
Dikawasan Batujaya terdapat bangunan pusat informasi atau Museum Kawasan Cagar Budaya Batujaya. Bangunan ini dilengkapi dengan ruang pamer yang menyajikan informasi tentang penelitian dan pelestarian situs serta beberapa artefak hasil kegiatan tersebut. Artefak yang disajikan adalah fragmen kepala arca, beberapa elemen bangunan candi yang terdiri dari bata berprofil dan pasangan bata, fragmen tulang dan manik-manik selain beberapa temuan di sekitar Kawasan Batujaya. Kompleks bangunan Museum terdiri dari atas bangunan dengan ruang seminar, tempat parkir, artshop, musholla dan toilet.
Post a Comment for "Candi Jiwa, Kawasan Cagar Budaya Batujaya"