Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal Metode FIFO, FEFO, LIFO dan Average

Warehouse

Di dalam mengelola stock, perusahaan membutuhkan penanganan yang cukup kompleks, strategis, dan sistematis apalagi bagi organisasi atau perusahaan besar. WMS atau Warehouse Management System merupakan sebuah sistem pengelolaan gudang yang diterapkan untuk memaksimalkan proses distribusi dan pengumpulan barang di gudang itu sendiri dengan data yang valid sebagai sumber informasi kedepannya.

Metode satu ini tidak bisa hanya diterapkan secara komputerisasi saja, tetapi harus ada pengelolaan di lapangan. Jadi acuan pekerjaannya nanti adalah data secara fisik dan data di komputer (sistem). Penerapkan WMS dengan baik bisa menghindarkan dari risiko selisih barang.

Karena pembahasannya sangat luas, di dalam WMS ini sendiri terdapat beberapa istilah yang harus dipahami. Diantaranya ialah FIFO, FEFO, LIFO dan Average. Nah, kira-kira apa ya bedanya antara metode FIFO, FEFO, LIFO, serta Average itu? berikut ulasannya.

1. FIFO

FIFO merupakan singkatan dari First in First Out. Jadi barang yang pertama kali masuk akan menjadi barang yang pertama kali keluar. Konsep ini bisa diberlakukan di dalam sektor apapun baik itu makanan, FMCG, otomotif, dan lain-lain.

Penerapan FIFO Ini biasanya bertujuan agar stock lama bisa segera meninggalkan gudang dan diganti oleh barang yang baru. Penerapan sistem ini sangat direkomendasikan di dalam dunia pergudangan. Namun pengelolaannya memang harus dilakukan dengan teliti.

2. FEFO

Selanjutnya kita akan membahas FEFO. Istilah satu ini merupakan singkatan dari First Expired First Out. Artinya, barang dengan masa kedaluwarsa yang terdekat harus dikeluarkan atau dijual terlebih dahulu, tanpa memperdulikan apakah barang tersebut datang terlebih dahulu atau belakangan.

Misalkan ada barang baru tapi masa kadaluarsanya dekat, maka secara otomatis barang tersebut lebih diprioritaskan untuk keluar dari gudang.

Contoh perusahaan yang biasa menerapkan metode ini adalah perusahaan makanan dan obat. Produk dengan masa expired terpendek akan ditempatkan di posisi paling depan agar dapat diambil dengan mudah.

3. LIFO

LIFO Merupakan singkatan dari Last in First Out. Ini merupakan kebalikan dari FIFO, berarti barang yang terakhir kali masuk harus diprioritaskan untuk keluar dari gudang. Biasanya hal ini dipengaruhi kebijakan masing-masing perusahaan dan sifatnya juga sementara.

LIFO ini berfungsi untuk menghindari inflasi dan efisiensi pembayaran pajak. Pasalnya, pada saat inflasi, keuntungan akan merosot. Akan tetapi, profit operasional tidak terpengaruh. Contoh usaha yang menggunakan LIFO adalah toko busana atau butik pakaian. Pakaian yang sedang trend harus dijual secepatnya. Sementara, pakaian dengan model lama atau sedang tidak trend, disimpan di gudang.

4. Average

Metode rata-rata atau Average adalah cara penjualan produk dengan mempertimbangkan biaya unit persediaan. Caranya adalah dengan membagi nilai semua produk yang tersimpan di gudang dengan unit yang masih tersedia untuk dijual.

Dari sini diperoleh nilai rata-rata setiap unit produk yang akan ditawarkan ke konsumen. Contoh usaha yang memakai metode Average umumnya perusahaan yang menjual barang tanpa masa kadaluwarsa. Seperti toko furniture, toko bahan bangunan, toko peralatan tulis sekolah atau alat tulis kantor, dan sebagainya.

Kesimpulan

Setiap aliran barang perlu dicatat dengan teliti untuk menghindari kesalahan fatal yang dapat membawa dampak buruk bagi perusahaan. Adapun macam-macam metode pengelolaan barang antara lain FIFO, FEFO, LIFO dan Average. Penggunaannya disesuaikan dengan bidang usaha dan kebutuhan perusahaan masing-masing.

Post a Comment for "Mengenal Metode FIFO, FEFO, LIFO dan Average"